Banyumas, Jawa Tengah – Dalam upaya mendukung keberlanjutan pertanian dan pengelolaan sampah yang efektif, Desa Rawalo, Banyumas, baru-baru ini menjadi lokasi penerapan teknologi reaktor ganda pirolisis biomassa dan plastik. Teknologi inovatif ini diharapkan dapat menyediakan biochar yang berkontribusi terhadap produktivitas pertanian yang berkelanjutan. Kegiatan ini merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat yang melibatkan Tim Universitas Gadjah Mada dan STT Wiworotomo Purwokerto.

Program Pengabdian Kosabangsa Pendanaan DRTPM Kemendikbudristek Tahun 2024 ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah dan memanfaatkan limbah untuk menghasilkan produk yang bernilai. Tim pengabdian terdiri dari dosen dan mahasiswa STT Wiworotomo Purwokerto yang terdiri dari Tris Sugiarto, M.T, JB. Praharto, M,Eng  dan Nurul Hidayati, M.T. Tim Pendamping UGM Yogyakarta, terdiri dari 3 dosen senior terdiri dari Prof. Dr. rer. nat. Junun Sartohadi, M.Sc.,  Dr. Ngadisih, S.T.P., M.Sc. dan Nur ‘Ainun Harlin Jennie Pulungan, S.Si., M.Sc., Ph.D,.

Acara dimulai dengan Focus Group Discussion (FGD) yang dihadiri oleh sekitar 22 peserta, termasuk anggota kelompok tani dan pengelola TPST Rawalo. Dalam FGD tersebut, tim menyampaikan tujuan dan manfaat dari teknologi pirolisis dan teknologi penghasil biochar, serta pentingnya pemanfaatan limbah plastik dan biomassa. Dalam sambutannya, Ketua Tim Pendamping dari Universitas Gadjah Mada, Prof Junun Sartohadi menyampaikan, “Kegiatan ini tidak hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang memberdayakan masyarakat untuk mengelola limbah dan meningkatkan hasil pertanian. Biochar yang dihasilkan dari pirolisis akan memberikan nutrisi tambahan bagi tanah, sehingga dapat meningkatkan produktivitas tanaman untuk jangka waktu yang lama.”

Ketua TPST  Rawalo Muhamad Adib, mengungkapkan, “Pelatihan ini sangat bermanfaat. Kami belajar cara memanfaatkan limbah menjadi sesuatu yang berharga  berupa minyak pirolisis dan biochar dari bubur sampah untuk mereduksi volume sampah” Senada dengan hal tersebut ketua kelompok tani jaya IV, Huda Ristanto mengatakan “Biochar bagi kami kelompok tani merupakan penerapan metode

baru dalam konservasi lahan yang bisa berlangsung lama dan semoga  membantu meningkatkan hasil panen kami”.

Kegiatan ini juga mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah desa. Kepala Desa Rawalo, Bapak Supyan Tsauri menegaskan, “Kami sangat mendukung upaya ini dan berkomitmen untuk menyediakan fasilitas pengelolaan sampah yang lebih baik. Dengan adanya teknologi pirolisis, kami berharap dapat mengurangi pencemaran lingkungan dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pengelolaan sampah.”

Ketua Pelaksana Tris Sugiarto, M.T., mnyanpaikan bahwa Kegiatan ini memiliki 5 dampak jangka panjang yang signifikan bagi masyarakat Desa Rawalo, antara lain “ Peningkatan Produktivitas Pertanian: Dengan penggunaan biochar, tanah akan lebih subur, meningkatkan kualitas tanaman, dan akhirnya berkontribusi pada hasil panen yang lebih tinggi. Kedua Pengurangan Limbah: Teknologi pirolisis membantu mengelola limbah plastik dan biomassa secara efektif, mengurangi pencemaran lingkungan dan menjadikan limbah sebagai sumber daya yang berharga. Ketiga  Keberlanjutan Ekonomi: Dengan meningkatkan produktivitas pertanian, petani dapat memperoleh pendapatan yang lebih baik, mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan mengurangi ketergantungan pada impor bahan pangan. Keempat Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat: Pelatihan yang diberikan tidak hanya meningkatkan keterampilan teknis, tetapi juga membangun kesadaran tentang pentingnya pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Dan terakhir, teknologi yang dapat menjadi model bagi desa-desa lain di Indonesia, mendorong penerapan teknologi hijau dan pengelolaan sampah yang lebih baik di tingkat lokal” penjelasan  secara lengkap ini disampaikan pada saat penyampaian tahapan kegaiatan di Balai Desa Rawalo.

Kegiatan ini tidak hanya menjadi langkah awal dalam pengelolaan sampah yang lebih baik, tetapi juga berpotensi menciptakan model pertanian yang lebih berkelanjutan di daerah tersebut. Dengan memanfaatkan teknologi modern dan melibatkan masyarakat secara aktif, Desa Rawalo dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam mengelola sampah dan meningkatkan produktivitas pertanian.

Dengan keberhasilan pelaksanaan penerapan teknologi secara komprehensif  ini, diharapkan akan ada langkah lanjutan yang lebih komprehensif dalam penerapan teknologi pirolisis, serta pengembangan lebih lanjut untuk memperkuat sistem pertanian berkelanjutan di wilayah Banyumas.

 

Penulis : Tris Sugiarto

Editor : Mas ii

 

Comments are disabled.