Purwokerto, Tim dosen STT Wiwortomo Purwokerto melakukan trobosan dengan berkolaborasi dengan pengelola sampah di desa Salaggangeng Purbalingga dengan menerapkan teknologi pencetakan pellet berbasis maggot sebagai sumber proteinnya. Tim Dosen STT Wiworotomo dengan Ketua pelaksana adalah Tarsono Dwi Susanto, S.T., MPd, dengan anggota yaitu Tris Sugiarto, S.T., M.T, Utis Sutisna, S.T., M.Eng. dan Warso, S.T., M.T. dan juga melibatkan dua orang personil dari Mahasiswa. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini dibiayai oleh Direktorat Riset, Teknologi dan Pengabdian Masyarakat (DRTPM) Kemenristek – Dikti pada tahun 2024.

Penerapan Teknologi Pembuatan Palet Berbahan Baku Maggot, Menggunakan mesin Cetak Rotary 100 Kg/ Jam Berpenggerak motor diesel 8 PK, Mitra yang dibantu program ini adalah Kelompok Swadaya Mandiri (KSM) Berlian Desa Selaganggeng merupakan salah satu TPS rintisan mengolah sampah kapasitas 8-10 ton/ hari dengan menjadikan sampah organik seluruhnya menjadi pakan maggot BSF yang berfokus dalam Pengelolaan sampah zero waste. Pemilahan diaplikasikan dengan menyelesaikan sampah dalam 1 hari tanpa sisa. Sampah organik digunakan untuk pembuatan pupuk organik langsung ditempatkan pada lokasi penguraian untuk mencegah emisi bau dengan menggunakan maggot untuk penguraian.

 Langkah Pelaksanaan  berupa Pelatihan dan Transfer Teknologi oleh Tim pengabdian memberikan pelatihan kepada anggota Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Berlian terkait cara pembuatan pellet dengan campuran maggot sebagai sumber protein hewani dan penggunaan dan pemeliharaan Cetak Rotary 100 Kg/ Jam  perawatan rutin dengan  metoda membersihkan komponen bagian dalam mesin  dilakukan secara bertahap.

Ketika ditemui di lokasi kegiatan ketua pelaksana yaitu Tarsono Di Susanto, S.T., MPd., memberikan penjelasan bagaimana memecahkan permasalahan yang di KSM Berlian dari masalah 1) aspek SDM, 2) aspek produksi, dan 3) aspek pemasaran.  Juga secara detail tentang keunggulan Mesin pencetak pellet yang diterapkan pada kelompok, Mesin ini telah di inovasi agar sesuai dengan produk pellet unggas dan ikan berbasis maggot basah  yang akan di produksi oleh kelompok KSM Berlian, dengan mekanisme Engkol untuk memudahkan pada saat starting mesin.

Senada dengan penuturan anggota pelaksana,Warso, S.T., M.T. sebagai instruktur dan melatih perawatan dan proses pelatihan pembuatan pellet menyampaikan bahwa “ Penggunaan maggot sebagai pengganti protein dalam keadaan basah justru membantu pengikatan bahan lainya”,

Tris Sugiarto, S.T., M.T, yang bertugas mengkordinasikan kegiatan FGD dan pembuatan TTG optimis dengan pelibatan mahasiswa akan menambah wawasan pada bidang teknologi dan meningkatkan entrepreneur mahasiswa.

Utis Sutisna, S.T., M.Eng. mengharapkan pelatihan pemasaran produk dengan variasi jenis dan kemasan berupa maggot kering, pellet maggot unggas dan turunannya dapat dikenalkan pada warga sekitar sehingga minimal pemenuhan kebutuhan pakan murah dengan harga terjangkau, akan membantu peternak rumahan dengan biaya pemeliharaan yang rendah akan meningkatkan penghasilannya. Pendampingan pembuatan dan pemasaran akan didorong dengan menggunakan media online, “itu akan membuka peluang lebih luas pemasaran produknya, imbuhnya mantap.

Secara umum kegiatan yang dilaksanakan sangat stragtegis untuk membantu UKM untuk menghasilkan produk bernilai ekonomisnya, karena akan berdampak pada kemandirian ekonomi dan meningkatkan daya saing produk lebih luas. Peningkatan daya saing dan nilai ekonomis akan membangun masyarakat yang mandiri dan kompetitif agar lebih kuat menghadapi perubahan ekonomi. Penerapan teknologi yang tepat sasaran akan menghasilkan dampak positif baik pada kelompok maupun perguruan tinggi pada umumnya.

Pada kesempatan berbeda Ketua STT Wiworotomo Drs. JB. Praharto, M.Eng, yang ditemui dikantornya, menyampaikan bahwa kedepan kewajiban tri dharma yang dilaksanakan Dosen dan mahasiswa akan ditingkatkan melalui inovasi teknologi yang tepat sasaran. “ Teknologi yang diterapkan melalui hilirisasi riset, diutamakan bagi Masyarakat dan industri di sekitar lingkungan Kampus, sehingga sehingga kehadiran STT Wiworotomo akan membantu dalam memcahkan masalah yang ada di lingkungan Masyarakat khususnya Purbalinnga dalam hal pengelolaan sampah dan produk daur ulangnya.”, imbuhnya.

 

Penulis : Tarsono Dwi Susanto, S.T., M.Pd.

Editor : Mas_ii

Comments are disabled.